gambar dari www.mediaobsesi.com
Pernahkah kalian
merasakan bahwa kalian sendirian? Merasakan kesepian, tidak ada pasangan untuk
berbagi semua rasa yang kalian alami seharian, bercerita tentang hari yang kamu
lewati.
Saya pernah.
Padahal saya
termasuk cewe yang happy dengan status saya. Hahahaha..
Status bagi saya
bukan masalah yang besar. Seperti teman saya, padahal sudah sering disakiti
oleh pacarnya masih saja tetap setia. Hanya alasannya, takut dengan status tidak
punya pacar alias singel.
Kadang kala saya
ingin berteriak mengatakan bahwa dunia tidak akan kiamat kalau lo tidak punya
pacar.
Sampai saat ini
-Boleh percaya, boleh nggak- saya termasuk cewe yang belum pernah punya pacar.
Alasannya gampang sih, bukan karena masalah agama awalnya tetapi karena saya
termasuk anak yang alhamdulillah sangat beruntung mempunyai keluarga yang penuh
dengan cinta dan perhatian. Toh, waktu luang saya habiskan dengan membaca,
bukan seperti anak yang lain seumuran saya yang sering hang out.
Pertama kali saya
merasa tidak perlu punya pasangan/pacar ketika saya berfikir untuk apa pacar
kalau orang tua selalu mendengarkan keluh kesah saya, memperhatikan saya,
menanyai keadaan saya dan selalu dilimpahi oleh cinta itu tanpa syarat apa pun.
Lagi pula saya bisa bebas jalan dengan siapa pun dan kapan pun tanpa perlu
berdebat ini-itu.
Tapi lama-lama itu
bukan menjadi alasan saya untuk tidak memiliki pasangan. Saya tidak mau kecelakaan
lidah mengatakan "Saya tak akan pernah pacaran kecuali nikah"
Saya seorang cewe
normal yang ingi juga merasakan pacaran. Tetapi saat ini belum ada yang tepat
bagi saya.
Katakanlah saya
pemilih, tetapi tidak. Lagi-lagi ini dari saya sendiri.
Saya termasuk
wanita yang galak, judes dan seenaknya. Bahkan teman pria saya mengatakan kalau
dia takut kepada saya karena dia segan terhadap saya. Katanya saya termasuk
tipe wanita mandiri dan galak. *mandiri apanya, padahal sering minta dijemput
sama abang sepupu*
Okey, sudah banyak
melenceng.
Kembali ke topik.
Namanya juga
manusia, saya ingin merasakan perhatian dari pasangan saya. Hanya saja belum kesampaian.
Padahal, saya selalu dikelilingi oleh banyak orang. Kata sahabat saya
"Bedalah del, perhatian dari gue dan dari pacar lo kelak. Gini nih, kalau
gue itu perhatiannya bakalan beda ke lo, memang sih cara kelakukannya sama
tetapi rasa yang lo dapat itu berbeda. Ada rasa senang banget kalau ketemu dia
walaupun sebentar, pegangan tangan pun degdegan, apalagi dapat ciuman pertama
entahlah,ya.. Di pipi kek, di kening kek, bahkan di bibir pun lo bakalan sangat
bahagia. Kalo gue nyium cipika-cipiki ke lo aja udah bosen banget"
Pun hanya bisa
mengiyakan daripada di ceramahi tentang pasangan dan dorongan mencari pacar.
Tetapi seperti
yang sahabat saya bilang tadi, saya ingin merasakan perasaan yang berbeda itu.
Hanya saja ketika saya merasakan perasaan kesepian.
Untungnya sangat
jarang saya merasakan perasaan kesepian. Entahlah, ketika perasaan kesepian itu
muncul, saya berfikir macam-macam. Salah satunya, ke pengin punya pacar.
Tetapi saya
bersyukur mempunyai sahabat yang selalu terbuka dan menyambut saya ketika saya
kesepian.
Cara saya
mengatasinya, menelepon dia dan berbicara tentang kesepian saya, dia tidak
berkomentar apa pun ketika saya selesai dia hanya bertanya, apakah saya siap
akan mempunyai pacar? Dan saya merenung, apakah saya siap untuk berpacaran.
Bagi saya
berpacaran adalah komitmen yang harus saling jujur, terbuka dan percaya satu
sama lain. Kalau kata teacher saya, "itu bukan berpacaran tetapi komitmen
untuk menikah, berpacaran bagi dia terbukaan, nyaman , percaya dengan pasangan dan
rasa suka. Kalau komitmen itu terlalu berat dalam urusan berpacaran" *ini bule,
pikirannya* *eh, apa pikiran gue aja yg terlalu serius*
Lagi-lagi saya
belum mau berpacaran bukan karena gak ada yang mau sama saya, maaf saja
beberapa orang pernah mendekati saya bahkan ada yang menyampaikannya secara
langsung. Hanya saja, saya belum mau.
Ini pilihan saya
bukan karena keadaan. *tuh, kak selvi.. Bukan karena keadaan tetapi pilihan* *laugh*
Mungkin nanti,
ketika ada seseorang yang membuat saya ingin keluar dari zona kesendirian. Dan
saya akan keluar dari zona itu, tidak perduli betapa nyaman zona itu.
HEH HEH ITU DI DUA PARAGRAF TERAKHIR MAKSUDNYA APA YAAAHHH???!!!
BalasHapus---___--- *pentung*
ntar aku kenalin sama cowok yang bisa bikin kamu keluar dari zona "itu" deh, Dels. muhahaha ^.^
Kak selpi, lebih baik kakak mencari untuk kakak dulu. Aku sih gak laku karena pilihan kalau kakak? *kikir kuku* :p
BalasHapus