Jumat, 13 Desember 2013

Kesepian

gambar dari www.mediaobsesi.com


Pernahkah kalian merasakan bahwa kalian sendirian? Merasakan kesepian, tidak ada pasangan untuk berbagi semua rasa yang kalian alami seharian, bercerita tentang hari yang kamu lewati.

Saya pernah.
Padahal saya termasuk cewe yang happy dengan status saya. Hahahaha..

Status bagi saya bukan masalah yang besar. Seperti teman saya, padahal sudah sering disakiti oleh pacarnya masih saja tetap setia. Hanya alasannya, takut dengan status tidak punya pacar alias singel.

Kadang kala saya ingin berteriak mengatakan bahwa dunia tidak akan kiamat kalau lo tidak punya pacar.

Sampai saat ini -Boleh percaya, boleh nggak- saya termasuk cewe yang belum pernah punya pacar. Alasannya gampang sih, bukan karena masalah agama awalnya tetapi karena saya termasuk anak yang alhamdulillah sangat beruntung mempunyai keluarga yang penuh dengan cinta dan perhatian. Toh, waktu luang saya habiskan dengan membaca, bukan seperti anak yang lain seumuran saya yang sering hang out.

Pertama kali saya merasa tidak perlu punya pasangan/pacar ketika saya berfikir untuk apa pacar kalau orang tua selalu mendengarkan keluh kesah saya, memperhatikan saya, menanyai keadaan saya dan selalu dilimpahi oleh cinta itu tanpa syarat apa pun. Lagi pula saya bisa bebas jalan dengan siapa pun dan kapan pun tanpa perlu berdebat ini-itu. 

Tapi lama-lama itu bukan menjadi alasan saya untuk tidak memiliki pasangan. Saya tidak mau kecelakaan lidah mengatakan "Saya tak akan pernah pacaran kecuali nikah"

Saya seorang cewe normal yang ingi juga merasakan pacaran. Tetapi saat ini belum ada yang tepat bagi saya.
Katakanlah saya pemilih, tetapi tidak. Lagi-lagi ini dari saya sendiri.

Saya termasuk wanita yang galak, judes dan seenaknya. Bahkan teman pria saya mengatakan kalau dia takut kepada saya karena dia segan terhadap saya. Katanya saya termasuk tipe wanita mandiri dan galak. *mandiri apanya, padahal sering minta dijemput sama abang sepupu*

Okey, sudah banyak melenceng.
Kembali ke topik.

Namanya juga manusia, saya ingin merasakan perhatian dari pasangan saya. Hanya saja belum kesampaian. Padahal, saya selalu dikelilingi oleh banyak orang. Kata sahabat saya "Bedalah del, perhatian dari gue dan dari pacar lo kelak. Gini nih, kalau gue itu perhatiannya bakalan beda ke lo, memang sih cara kelakukannya sama tetapi rasa yang lo dapat itu berbeda. Ada rasa senang banget kalau ketemu dia walaupun sebentar, pegangan tangan pun degdegan, apalagi dapat ciuman pertama entahlah,ya.. Di pipi kek, di kening kek, bahkan di bibir pun lo bakalan sangat bahagia. Kalo gue nyium cipika-cipiki ke lo aja udah bosen banget"

Pun hanya bisa mengiyakan daripada di ceramahi tentang pasangan dan dorongan mencari pacar.

Tetapi seperti yang sahabat saya bilang tadi, saya ingin merasakan perasaan yang berbeda itu. Hanya saja ketika saya merasakan perasaan kesepian.

Untungnya sangat jarang saya merasakan perasaan kesepian. Entahlah, ketika perasaan kesepian itu muncul, saya berfikir macam-macam. Salah satunya, ke pengin punya pacar.

Tetapi saya bersyukur mempunyai sahabat yang selalu terbuka dan menyambut saya ketika saya kesepian.
Cara saya mengatasinya, menelepon dia dan berbicara tentang kesepian saya, dia tidak berkomentar apa pun ketika saya selesai dia hanya bertanya, apakah saya siap akan mempunyai pacar? Dan saya merenung, apakah saya siap untuk berpacaran.

Bagi saya berpacaran adalah komitmen yang harus saling jujur, terbuka dan percaya satu sama lain. Kalau kata teacher saya, "itu bukan berpacaran tetapi komitmen untuk menikah, berpacaran bagi dia terbukaan, nyaman , percaya dengan pasangan dan rasa suka. Kalau komitmen itu terlalu berat dalam urusan berpacaran" *ini bule, pikirannya* *eh, apa pikiran gue aja yg terlalu serius*

Lagi-lagi saya belum mau berpacaran bukan karena gak ada yang mau sama saya, maaf saja beberapa orang pernah mendekati saya bahkan ada yang menyampaikannya secara langsung. Hanya saja, saya belum mau.

Ini pilihan saya bukan karena keadaan. *tuh, kak selvi.. Bukan karena keadaan tetapi pilihan* *laugh*

Mungkin nanti, ketika ada seseorang yang membuat saya ingin keluar dari zona kesendirian. Dan saya akan keluar dari zona itu, tidak perduli betapa nyaman zona itu.

Resensi Novel Restart

Patah Hati






Judul : Restart
Penulis : Nina Ardianti
Penerbit : Gagasmedia
Harga : Rp. 55.000
Tebal + Halaman : x + 446 hlm; 13 x 19 cm 

Sinopsis

Aku selalu mengira tak akan bisa hidup tanpa cintanya.
Akulupa, semua luka perlahan-lahan akan sembuh juga.
Biarkan saja waktu yang jadi obatnya.

Saat itu akan tiba, ketika aku benar-benar menerima
kenyataan bahwa kini tak ada lagi `kita`.
Sekarang hanya aku, minus dirinya. dia pergi terlalu lama
dan aku terlalu bodoh terus0terusan memikirkan dirinya.
Aku bisa hidup tanpa kenangan dan senyumannya.
kalau sebelumn mengenal dia saja aku bisa bahagia,
apa bedanya bahagia setelah tanpa dirinya.

Aku pasti akan jatuh cinta lagi. Suatu hari nanti...
dan dengan yang lebih baik dari dirinya. 

Celotehku

Baiklah, gue curhat lagi. *kibas kerudung*



Gue termasuk orang yang gak bisa membaca yg ada nama gue. Seriusan, gue bener-bener gak bisa. Berasa gue tokoh itu. Dalam beberapa hal, sedikit gila sih kalau kita membayangkannya bahwa di dalam cerita itu kita tapi mau bagaimana lagi itu yg gue rasakan ketika gue membaca apa pun cerita yg ada nama gue.



Gue berterima kasih sama "Hafalan Sholat Delisa" kalau bukan buku dan film itu laris manis pasti gue pusing menyebutkan nama gue. Yang salah pengucapanlah, pengejaanlah, bahkan sampai salah panggilan manggil gue Desi.



Heran sebenarnya sama nama gue ini, padahal simpel aja nama gue DELISA kenapa tiba-tiba bisa berubah Desi, Lisa doang. Dan itu kejadian nyata. Nah, semenjak adanya "Hafalan Sholat Delisa" tiba-tiba setiap kali kenalan sama orang baru begini percakapannya.



"Hai, namamu siapa?"

"Delisa"

"Oh, yg Hafalan Sholat Delisa itu,ya."

"Gue dalam hati : Yakali, emak sama babah gue ngasih nama setelah itu novel terbit, muda banget dong gue"



Begitulah setiap kali kenalan.



Nah, kenapa gue curhat soal nama gue? Itu bersangkutan dengan Novel Restart ini.

Di novel ini ada nama gue. Memang bukan Delisa Sahim sih tapu Delisa Ahmad. Tapi tetep aja pakai nama Delisa. Bahkan novel "Hafalan Sholat Delisa" aja gue cuma sanggup baca 15 lembar.



Curhat lagi sebelum memutuskan membeli novel Restart ini.

Jadi tuh ya, abang gue nitip beliin novel buat pacarnya makanya gue pergi ke Gramedia Matraman *ini merupakan tempat favorit gue beli buku selain banyak, tempatnya juga gede plus deket sama rumah. Hahaha*



Setelah dapat dua novel buat abang, gue kedapatan jatah satu novel. Awalnya bingung mau milih apa, secara banyak banget novel yang diincer. Yang ini-lah novel inceran jaman tahun lalu, Yang itu-lah novel baru. Dan beruntung banget ada beberapa novel yang udah kebuka plastiknya. Makanya gue baca + seleksi novel satu persatu. Biasanya baca itu 5 halaman pertama, 3 halaman bab tengah, dan epilog-nya. Nah, kalau menarik epilog-nya pasti gue ambil. Dan Restart ini merupakan novel yg epilognya menarik. Tetapi pas gue baca ada nama gue-nya disana gue taruh kembali novel ini di tempatnya gak ada niat mau beli. Setelah berputar-putar lagi. Hati gue tuh suka sama epilog-nya. Makalah gue ambil novel ini, gue excited sama ceritanya. Gue bahkan gak tahu kalau tokoh pria-nya seorang seleb.

Okey selesai curhat gue.
Let's story about this book.

Bercerita tentang Syiana, seorang cewe yang sedang patah hati. Karena ingin menghidar atau lebih tepatnya melarikan diri dari masalahnya Syiana pergi ke hongkong, bisa dibilang disana selain mengikuti training, Syiana ketiban sial. Ketemu dengan sang mantan plus berurusan dengan dua cowo. Jadi, pas saat Syiana di bar ada seorang cowo yg memberikan Jackpot - muntah' ke kaki Syiana. Belum sempat Syaina ngomel teman si Jackpot ini malah nuduh Syaina yg bikin temennya itu teller. Karena lagi bad mood dan kesal, Syiana menyiram bir-nya ke muka kedua orang cowo itu.

Tak berapa lama, Syaina malah bertemu dengan dua cowo tersebut ternyata mereka adalah Dejavu band, yang saat ini menjadi salah satu band papan atas dan terutama yang sebentar lagi akan menjadi Brand Ambassador dari Project Music Card tempat Syiana bekerja dan yg lebih parahnya. Syiana yang memegang Project Music Card tersebut.

Belum selesai kesialan Syiana, Delisa yang merupakan mantan salah satu personil Dejavu Band yaitu Fedrian yang saat ini sedang deket sama Syiana mengeluarkan kata-kata tajam setiap kali mendapatkan kesempatan berduaan saja dengan Syiana. Yah, walaupun Delisa merupakan artis yang manis di depan semua orang ternyata She is bitch. *nah, gue memakai nama gue, hahaha*

Fedrian merupakan gitaris Dejavu, sosok pria sinis dan yummy *ini kata gue yg berarti, seksi dan hot* Satu lagi yang lupa, merupaka cowo yang nuduh Syiana yg bikin temennya teller sehingga Syiana menyiramkan bir-nya kemuka Fedrian.

Masalah terus berdatangan, padahal masalah Syiana sama sang mantan belum juga selesai. Sebenarnya kenapa sih Syiana putus sama mantan-nya padahal menurut pandangan banyak orang mereka merupakan pasangan serasi. Lalu, bagaimana cerita kisah cinta Syiana - Fedrian - Delisa? Maka, daripada semakin penasaran baca aja yuk..

Pendapat gue sih, Overall semuanya bagus, baik sisi pengambaran, alur cerita dan bahasanya yang enak di baca. Kecuali Typo yg sedikit menganggu. *kalau gue lagi baca serius pasti ada aja ketemu typo*

Padahal gue termasuk yang gak mempermasalahkan typo.

Ada lagi, kenapa nama udah bagus-bagus Fedrian Arsjad tapi panggilan namanya Ian. Kenapa bukan Fed atau Rian.  Ya ampun, ada ST-12 kenapa gueinget namanya Ia,ya? padahal Ian kasela ada di Radja. buahahah... *Sungkem ke mas Tomo*

Udah cukup curhat gue.
Terima kasih ;) 


Pstt... selamat untuk Mbak Nina yang berhasil menang dalam Anugra Pembaca Indonesia 2013 dalam kategori fiksi :)

Apa kamu tahu rasa pertama kali yang membuat kamu menjadi suka?





Pada saat IRF, hari minggu saya saat itu sedang kabur dari tugas saya di ruang Bioskop Baca.
Saya bertemu dengan seorang penulis. Tiba-tiba dia duduk di dekat saya alasanya karena di tempat saya dingin dan di tempat dia duduk sangat panas.
Saya dan dia berbicara sedikit, hingga dia melontarkan pertanyaan. "Lo tahu rasa suka pertama kali itu kayak apa, del?"

Saya diam dan seketika berfikir. Saya tidak bisa menjawabnya. Karena saya hanya mengenal, rasa suka itu ketika saya suka dan nyaman dalam hal itu. Saya tidak tahu kapan pertama kali merasakan perasaan suka.

Saya tidak bisa menjawab pertanyaan itu dan si penulis pun tak meminta jawabannya kepada saya.

Saya mencoba untuk tidak memikirkannya tetapi saya tak bisa. Sampai detik ini ketika saya menulis ini, saya masih belum tahu jawabannya.

Pernah saya menanyakannya kepada sahabat saya. Dia bilang "Rasa suka pertama kali itu ketika lo nyaman del" dan gue membantahnya, "Gak semua,bi.. Contohnya cewe, mereka rela gak nyaman pakai high heels karena mereka suka tampil cantik, apakah itu rasa nyaman? Atau lo suka sama seseorang tetapi orang itu membuat lo gugup dan merasa gak nyaman."

Dan akhirnya dia mengikuti saya, untuk berfikir. Kami pun menyerah menemukan jawabannya.
Bagi kami rasa suka itu jelas. Saya suka membaca, saya suka dengan lingkungan saya. Tetapi saya tidak berfikir kapan rasa suka itu muncul. Biarkan masalah itu berlalu. Saya tak suka membuat otak saya berfikir dengan keras. Dan biarkan si penulis yang menjawab nanti, ketika saya bertanya kepadanya.

Melepaskan




 gambar di ambil di Google

Ini pertama kalinya saya mengoceh di dalam blog janjian dengan kak selvi dan kak ayu. Idenya? Tentu dari saya kalau soal tema. Ahahahaha.
Kalau soal janjian nulis diblog mah dari mereka.


Dulu, saya termasuk anak rumahan. Kenapa saya bisa bilang begitu? Saya jarang keluar rumah kecuali pergi sekolah dan pergi bersama orang tua. Teman saya juga hanya yang ada di sekolah. Tidak ada teman yang berada di sekitar rumah, saking saya jarang keluar rumah.

Selepas masa SMA, saya gak mau hidup monoton, hanya berkisar rumah- rental komik *tempat saya pinjam komik* - sekolah. Saya ingin berubah, saya ingin meninggalkan zona nyaman saya.

Butuh keberanian untuk keluar dari zona itu. Terlebih saya bukan orang yang suka berbaur dengan banyak orang. Saya termasuk orang yang pemilih dalam berteman. Iya, saya memilih teman yang tidak banyak menganggu waktu membaca saya, tidak banyak menganggu saya dengan cerita tentang pacar mereka atau rengekkan mereka sehabis putus. Tapi yang namanya manusia hidup bersosialisasi bukan?

Akhirnya saya merubah cara berpikir. Saya bukan lagi anak kecil yang pasti selalu dilindungi oleh orang tua. Saya butuh teman untuk mendengarkan saya berbicara dan saya akan selalu mendengarkan mereka berbicara tentang apa pun itu. Karena saya butuh mereka untuk mewarnai kehidupan saya yang monoton ini.

Lucunya, dari cerita saya tadi saya termasuk orang yang suka berorganisasi. Dari sma saya suka merepotkan diri tetapi balik lagi, saya akan sebal kalau jam membaca saya terganggu kecuali untuk organisasi. Tetapi di dalam organisasi saya tak akan menampakan diri terlalu jauh. Ketika dibutuhkan saja saya akan keluar dari zona saya. Selebihnya, saya menarik diri.

Okey, balik lagi ke topik.
Masuk kuliah saya berkenalan dengan banyak orang dan latar belakang. Tetapi yang namanya zona nyaman pasti akan balik lagi menarik saya untuk terus melanjutkan kebiasaan lama saya.

Hingga saya mengetahui GRI.
Tanpa banyak fikir, saya mencoba untuk ikut acara mereka. Saya menarik teman saya yang suka membaca juga. Untung saja dia mau. Saya bingung, saya gak tahu harus bagaimana. Tetapi saya menjalani saya apa yang menurut saya menarik.

Perlahan-lahan akhirnya saya melepaskan zona nyaman saya. Dulu, setiap kali pergi saya harus diantar oleh abang sepupu dan ayah. Saat ini? Saya sudah bisa jalan-jalan kemana pun sendirian. Bahkan nyasar-nyasar pun saya menikmatinya, kalau dulu nyasar panik bukan main dan langsung telepon ayah minta jemput.

Melepaskan zona nyaman membuat saya menemukan sesuatu yang luar biasa. Menemukan kakak-kakak yang sayang sama saya walaupun mereka membully saya. *cih*
Membully saya itu tidak membuat saya nangis, tetapi tertawa karena saya tahu kalau mereka sayang sama saya. *tuh, kak.. Aku tahu kalau kalian sayang sama aku*

Saya bertemu dengan kakak-kakak yang hampir seluruhnya bekerja. Jadi saya tahu pekerjaan mereka apa saja, menjalani bagaimana, itu membuat persiapan mental anak papa di dalam diri saya kuat menghadapi dunia bekerja. Dan itu membuat saya belajar dan mengetahui apa saja yang harus di lakukan saat bekerja nanti.

Jadi, melepaskan zona nyaman saya ini bukan sesuatu yang menakutkan atau kehilangan waktu tetapi menemukan banyak hal yang luar biasa, kakak-kakak yang baik dan waktu yang berguna selain membaca. Mereka juga merubah cara pandang saya.

Saya berterima kasih kepada diri saya karena berani untuk keluar dari zona itu, dan berterima kasih kepada mereka yang menyambut saya dengan hangat.

13 Desember 2013

Delisa

Festival Pembaca Indonesia 2013

Haiii... semua..
Duh, lama banget gak nulis di blog lagi.

Saya tidak akan meresensi tetapi bakalan curhat di sini.
Judulnya saja sudah ketahuan kalau saya bakalan curhat tentang Festival Pembaca Indonesia 2013 atau yang lebih dikenal dengan nama IRF 2013. Kalau kalian pengguna twitter search aja #IRF2013. *di harapkan menyediakan pop corn soalnya panjang banget tulisannya*

IRF 2013 kali ini sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
Kenapa beda? karena tempatnya pindah dan waktunya pun lama.
Kalau setahun yang lalu itu acaranyya di Pasar Festival yang sekarang berubah menjadi Plaza Festival dan acaranya cuma berlangsung sehari. *tapi tetep, setelah IRF kepala gue pusing*

Nah, kalau tahun ini acara IRF 2013 itu bertempat di Museum Bank Mandiri, dari tanggal 7-8 desember 2013. Jam 10.00-16.00 WIB. jadi, bedakan. Acaranya berlangsung selama DUA hari. Saya sudah takut aja kalau-kalau sakit kepala saya kumat. ternyata selama acara berlangsung sampai berakhir yang namanya sakit kepala itu gak ada loh. *Hufh*

Saya tidak akan menceritakan apa itu IRF dan segala macamnya,
kalau kalian mau tahu bannget dan kepo banget. cek langsung ke web-nya.
ke sini www.festivalpembacaindonesia.com

Okey, mari kita curhat.
Bagi saya IRF sudah tidak asing lagi. Sudah tiga tahun saya menjadi Volunteer di IRF.
Pertama kali saya kebagian menjaga Merchandise GRI (GoodReads Indonesia). Tahun Ke dua IRF saya ditempatkan dibagian yang sama. Nah, di tahun ke tiga saya kebagian di Bioskop Baca.

Awalnya, saya bukan di Bioskop Baca. Pertama kali di tawarin lagi, saya ditawarin sama Mas Ijul ke bagian Konsumsi, lalu berubah ke bagian Bookswap oleh kak Farah. Karena pada dasarnya saya iya-iyain aja dan masih ababil makanya Kakak Harun tarik saya ke Bioskop Baca. Hehehe :D

Sebelum di mulai IRF saya disuruh nonton dulu + bikin 5 sampai 10 pertanyaan berkisarkan tentang film yang akan di putar di Bioskop Baca. Sehari sebelum IRF saya harus ngedrop buku-buku untuk sumbangan Bookswap dan buku-buku yang ingin saya swap. Alasanya sih, karena saya harus ke pamulang ke tempat abang saya yang akan mengadakan acara Aqiqah anaknya. jadilah, saya dua hari berturut-turut bolak-balik Pamulang - Kota. *Serius, perjalannya ini yang membuat capek dari pada IRF*

Hari Pertama IRF
Saya menunggu Babang Jims di pasar Ciputat biar sekalian ada temen ngobrolnya di dalam bis APTB *Bis, transjakarta yang warna biru itu*
Kami berangkat pukul 7 pagi dan sampai pukul 9.
Saya langsung jalan ke Ruangan Audio Visual dan ternyata Kakak Harun sudah menunggu di depan pintu masuk. Sayangnya, kami belum bisa masuk karena pintu ruangan yang masih dikunci. ngehubungi dulu Pak Emji *ini panggilan kami ke operatornya*
Pintu terbuka, Saya langsung masuk dan mengecek Sound sytem dan segala pritilanya.
Kak harun ninggalin saya, soalnya dia sendiri bertugas di pusat Informasi.

Film pertama adalah Whip It.
Film ini menceritakan tentang seorang cewe dengan mengambil latar olahraga roller-derby di Texas. Film ini tipikal remaja. *Yaiyalah, namanya juga film kategori remaja* Gak perlu di ceritaiin ya gimana kisahnya soalnya ini review bakalan panjang kalau di ceritain satu-persatu jalan ceritanya.

Setelah saya menyetel filmnya setengah jam kemudian saya kabur keliling IRF.
Saya menitipkannya ke Citra dan Kak Anop yang membuka Stand Merchandise GRI (GoodReads Indonesia) *Gue kira gak bakalan deketan sama dagangan ini, rupanya gue gak boleh jauh-jauh sama ini dagangan*  Letak stand Merchandise GRI (GoodReads Indonesia) itu di sebelah pintu masuk Bioskop Baca.

Tujuan pertama saya setelah berhasil kabur adalah ke arena Talkshow.
Di arena talkshow saya bertemu lagi dengan babang jims yang sudah di tarik oleh kak ayu sebagai MC selama acara IRF berlangsung. Dan tentu ada kak Ayu juga. Setelah memberikan makanan dan segala macem obrolan singkat saya langsung melirik area Bookswap.

Area Bookswap berada di dalam area Talkshow. kalau kata saya sembari menyelam minum air. Sembari mendengarkan Talkshow sembari pula kita Bookswap. Setelah mendapatkan dua buku Bookswap, saya kembali ke ruang Bioskop Baca. ternyata, filmnya belum selesai tetapi tinggal sedikit lagi akan selesai.

Saya memanggil Kak Harun, biarkan dia yang menjadi Mc. soalnya saya orang yang pemalu *Dan kemudian langsung di keplak*
Film Pertama selesai.

Saya masih belum bisa liat Stand-stand yang lain. karena harus makan dan sholat.
ternyata Film ke dua merupakan film The Hobbit : An Unexpected Journey

Film ini di putar dari komunitas Eorlingas.
Satu hal yang saya rasakan. Film ini berdurasi 3 jam.
membuat saya bisa Bolak-balik dari Area talkshow ke ruang Bioskop Baca. Padahal, jaraknya lumayan.
*pijitin kaki*

Selama film di putar sedikit bermasalah. tiba-tiba saja komputernya nge-restart sendiri. Awalnya panik, lah saya gak bisa ngutak-ngatik komputer orang. kalau punya sendiri sih gak masalah. Saya langsung menghubungi Om Emnji, untung banget Si Om langsung ke ruangan AudioVisual.
Setelah gak bermasalah lagi Film pun di putar. kalau saya sih kalian sudah tahukan. kembali kabur dan bolak-balik antara Talkshow dan bioskop. Untungnya, ada orang dari komunitas Eorlingas yang berjaga.
*Hufh Selamat*

Lagi-lagi saya gak perlu menceritakan isi filmnya. kalian nonton sendiri aja,ya.
Film Kedua sudah selesai. Akhirnya saya beres-beres ruangan. Sampah dipunggutin. Dan untng banget jarang ada yang nyampah kecuali anak-anak kecil yang makan Batagor. *huh, Menyebalkan*

Sehabis beres ruamgan, saya menaruh barang di ruang perpustakaan. Karena masih ada hari esok pemutaran film. *Iki opo toh del bahasanya*

Setelah rapat evaluasi sebnetar akhirnya kami pun pada balik.
Awalnya saya di ajak babang Jims ikut makan-makan, tetapi karena saya tahu kalau makan sama Kak Lia itu pasti lama makanya saya tolak. *Tumben nolak, biasanya saya anti dengan kata menolak* *Huehehehe*

Hari Ke Dua IRF

Seperti biasa, nyampe di Museum Bank Mandiri sayang langsung ke Audio Visual. ternyata Kak harun belum ada. setelah melirik jam di hp, saya baru nyadar kalau kami *Gue dan babang jims* kecepetan nyampe. Saya langsung jalan ke ruang perpustakaan. Diruang perpustakaan ada kantor sedang yang bisa memuat kami semua para panitia. Di dalam sudah ada Kakak Harun, dan beberapa volunteer. *Jangan nanya saya siapa nama mereka semua, gak hapal*

Tak berapa lama ada Mas Ijul, Mbak Echa dan beberapa lagi yang lain datang. saya sih duduk santai di sofa. hanya melihat tidak bersuara. *Kayak setan dong del*

Waktunya cek Sound system dan segala printilannya. Semoga gak ada kejadian kayak kemarin.

Film Pertama Mr. Fantastic Fox.
Aku suka Film ini, Film anak-anak tentang keluarga rubah. Adaptasi dari buku anak-anak dengan judul yang sama karya Ronald. Dahl.
Yah, saya melakukan seperti biasa. setengah jam kemudian saya kabur ke area BookSwap yang sudah berubah, yang kemarin di Area Talkshow sekarang berada di daerah Tempat pendaftaran Amazing race.

Bagi saya sih semakin dekat semakin baik. Huehehehe.
Setelah memborong beberapa novel yang berasil di swap, saya pergi ke bagian Talkshow.
Acaranya saat itu adalah "TAWA DALAM CERITA" yang hadir penulis dari penerbit Bukune.
Judulnya saja sudah ketebak bahwa penulis - penulis itu adalah penulis buku komedi.
Ada @benakribo , @ariesadhar , @takdos ,@kevinchoc dengan moderator mas ijul @yuliyono atau mimin @fiksimetropop

Saya tidak terlalu memperhatikan obrolan mereka, karena saya sedniri sedang sibuk berkutat dengan buku-buku yang akan saya titipkan kepada Kak Ayu. Selesai, saya kembali lagi ke Bioskop Baca.

Seperti biasa, film tinggal dikit lagi, saya memanggil Kakak Harun.
Film pertama selesai.

Film Kedua lebih cepat di mulai. Jam 12.30 Film sudah di mulai.
Film Kedua yaitu Capote. Film Biografi dari seorang penulis. Ceritanya serius banget.

Saya pun melakukan aktifitas seperti biasa.
Setengah jam pemutaran langsung kabur ke Bookswap lalu ke Talkshow.
Sempat beberapa kali balik ke Bioskop untuk ngecek, ternyata penontonya dikit. *Saya pun cedih pembaca :( *

Entah berapa lama saya pergi dari Bioskop baca, balik kesana ternyata sudah selesai.
untung ada kak harun. diomelin sih tapi dikit, untung naganya gak keluar. hihihi :)

tapi di hari kedua ini saya bisa ikutan kuis yang diadakan oleh stand Singa Mati.
itu-tuh stand yang berisikan, penerjemah dan orang-orang yang di kejar0kejar deadline. di plesetin jadi death lion berubah deh jadi singa mati.

Saya dikasih lembar soal oleh kak melody, Asiknya kertas soal boleh di bawa-bawa.
Saya pun niat mau menjawab soalnya di depan pintu masuk bioskop baca, ada kursi satu dan Stand Merchandise GRI. beruntung lagi kak Ayu datang ke stand. Asik-asik. Saya langsung menyodorkan kertas itu kepada kak ayu. Curang sih, soalnya kak ayu itu bekas editor. hueheheehehe. tapi setengah soalnya saya loh yang jawab. Ternyata saya cuma salah empat dan berhasil mendapatkan salah satu novel di atas meja.
Sumpah, ini dilema hidup saya. Saya belum beli novel amore yang baru ternyata ada di salah satu jejeran buku yang bisa di ambil tetapi ada novel inceran saya juga yang lain terjemahan , penulisnya J.R Ward.
Akhirnya dengan penuh pertimbangan saya mengambil novel Amore.

Lalu saya mendapatkan hadiah lagi,
berupa tiket preescreening The Hobbit The Desolation Of Smaug di kasih gratis oleh Eorlingas. Bisa di bilang tanda terima kasih saat saya membantu mereka.

Gambar punya sendiri (Hadiah dari Singa Mati dan Eorlingas)

Hari terakhir ini membuat saya bahagia. Akhirnya selesai juga. 
Setelah Rapat evaluasi dan foto-foto kami pulang ke rumah masing-masing.
Saya? jangan harap bisa pulang. Karena Ada kak Lia dan sudah lama saya tidak makan-makan bersamanya. Jadilah, Saya, kak Lia dan Babang Jims pergi makan ke daerah sabang.

Awalnya mau makan masakan Makassar tetapi makanan inceran kak Lia nggak ada, akhirnya kami makan nasi goring bang robi. Tak berapa lama, bahakn saya tidak habis makannya. datang Mbak Echa, Mbak Roos dan Kak Harun. Kami beralih makan lagi ke Cawan Putih. 

Saya memang lagi nggak bernafsu untuk makan lagi, akhirnya saya memesan air mineral. *tumben loh*
Cerita ini-itu ketika di IRF. Kak Lia menyuruh saya mengelurkan isi tas yang berisikan Novel-novel hasil jarahanan BookSwap saya dan beberapa novel yang memang khusus saya bawa untuk di tanda tangani penulisnya.

Kak Lia dan Mbak Roos menjarah/meminjam novel hasil buruan saya. Yang tadinya satu tas penuh menjadi setengah tas. 

Ini novel yang masih sama saya. belum termasuk novel yang sedang di pinjam

Dengan demikian IRF 2013 berakhir dengan sukses. 
Alhamdulillah.


Sampai bertemu di IRF 2014 :)