gambar di ambil di Google
Ini pertama
kalinya saya mengoceh di dalam blog janjian dengan kak selvi dan kak ayu. Idenya?
Tentu dari saya kalau soal tema. Ahahahaha.
Kalau soal janjian
nulis diblog mah dari mereka.
Dulu, saya
termasuk anak rumahan. Kenapa saya bisa bilang begitu? Saya jarang keluar rumah
kecuali pergi sekolah dan pergi bersama orang tua. Teman saya juga hanya yang
ada di sekolah. Tidak ada teman yang berada di sekitar rumah, saking saya
jarang keluar rumah.
Selepas masa SMA,
saya gak mau hidup monoton, hanya berkisar rumah- rental komik *tempat saya
pinjam komik* - sekolah. Saya ingin berubah, saya ingin meninggalkan zona
nyaman saya.
Butuh keberanian
untuk keluar dari zona itu. Terlebih saya bukan orang yang suka berbaur dengan
banyak orang. Saya termasuk orang yang pemilih dalam berteman. Iya, saya
memilih teman yang tidak banyak menganggu waktu membaca saya, tidak banyak
menganggu saya dengan cerita tentang pacar mereka atau rengekkan mereka sehabis
putus. Tapi yang namanya manusia hidup bersosialisasi bukan?
Akhirnya saya
merubah cara berpikir. Saya bukan lagi anak kecil yang pasti selalu dilindungi
oleh orang tua. Saya butuh teman untuk mendengarkan saya berbicara dan saya
akan selalu mendengarkan mereka berbicara tentang apa pun itu. Karena saya
butuh mereka untuk mewarnai kehidupan saya yang monoton ini.
Lucunya, dari
cerita saya tadi saya termasuk orang yang suka berorganisasi. Dari sma saya
suka merepotkan diri tetapi balik lagi, saya akan sebal kalau jam membaca saya
terganggu kecuali untuk organisasi. Tetapi di dalam organisasi saya tak akan
menampakan diri terlalu jauh. Ketika dibutuhkan saja saya akan keluar dari zona
saya. Selebihnya, saya menarik diri.
Okey, balik lagi
ke topik.
Masuk kuliah saya
berkenalan dengan banyak orang dan latar belakang. Tetapi yang namanya zona
nyaman pasti akan balik lagi menarik saya untuk terus melanjutkan kebiasaan
lama saya.
Hingga saya
mengetahui GRI.
Tanpa banyak
fikir, saya mencoba untuk ikut acara mereka. Saya menarik teman saya yang suka
membaca juga. Untung saja dia mau. Saya bingung, saya gak tahu harus bagaimana.
Tetapi saya menjalani saya apa yang menurut saya menarik.
Perlahan-lahan
akhirnya saya melepaskan zona nyaman saya. Dulu, setiap kali pergi saya harus
diantar oleh abang sepupu dan ayah. Saat ini? Saya sudah bisa jalan-jalan
kemana pun sendirian. Bahkan nyasar-nyasar pun saya menikmatinya, kalau dulu
nyasar panik bukan main dan langsung telepon ayah minta jemput.
Melepaskan zona
nyaman membuat saya menemukan sesuatu yang luar biasa. Menemukan kakak-kakak
yang sayang sama saya walaupun mereka membully saya. *cih*
Membully saya itu
tidak membuat saya nangis, tetapi tertawa karena saya tahu kalau mereka sayang
sama saya. *tuh, kak.. Aku tahu kalau kalian sayang sama aku*
Saya bertemu
dengan kakak-kakak yang hampir seluruhnya bekerja. Jadi saya tahu pekerjaan
mereka apa saja, menjalani bagaimana, itu membuat persiapan mental anak papa di
dalam diri saya kuat menghadapi dunia bekerja. Dan itu membuat saya belajar dan
mengetahui apa saja yang harus di lakukan saat bekerja nanti.
Jadi, melepaskan
zona nyaman saya ini bukan sesuatu yang menakutkan atau kehilangan waktu tetapi
menemukan banyak hal yang luar biasa, kakak-kakak yang baik dan waktu yang
berguna selain membaca. Mereka juga merubah cara pandang saya.
Saya berterima
kasih kepada diri saya karena berani untuk keluar dari zona itu, dan berterima
kasih kepada mereka yang menyambut saya dengan hangat.
13 Desember 2013
Delisa
ciyeee delisa ingin berubah >_< hahaha ganti username twitter gih ;p
BalasHapus@DelsWannaChange
Itu dulu kakak selpi.. sekarang aku sudah berubah. buktinya aku bisa ngambek sama kakak. hari minggu kasih aku coklat :p
BalasHapus